0

Galilah Potensi Anda!

Di waktu liburan ini, saya mulai iseng lagi baca-baca majalah yang ada dirumah. Kemudian saya tertarik dengan sebuah artikel di majalah Hidayah tentang potensi diri. Berikut artikel tersebut, somoga bermanfaat.

Banyak orang yang menilai dirinya sendiri adalah sosok yang hina: wajah jelek, miskin, dan ada cacat dalam anggotta tubuhnya. Bagi mereka, hidup ini serasa di neraka, hati dan emosinya selalu terbakar kala melihat kelebihan-kelebihan yang ada pada orang lain: wajah ganteng, kaya, dan keluarga terhormat.

Akhirnya, mereka mencaci maki dirinya sendiri bahkan melukai dirinya sendiri dengan benda-benda tajam. Yang lebih menakutkan, bila mereka harus sampai mengatakan: "Tuhan tidak adil", "Tuhan pilih kasih" dan sebagainya. Tuhan dijadikan sebagai bahan pelampiasan kekesalan mereka, seolah Dia telah berbuat keliru dalam menciptakan hamba-hamba-Nya.

Didalam surat Al-Hujarat ayat 13, Allah berfirman, yang artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."



Bila kita pahami ayat diatas, semestinya manusia itu tidak boleh mengeluh dan menganggap dirinya sendiri adalah sosok yang lemah atau hina. Pantaskah kita menilai orang lain adalah sosok yang hina, sementara Tuhan sendiri menganggap semua hamba-Nya adalah sama.

Wajah tampan atau jelek, kaya atau miskin hanya simbol semata. Manusia hanya dibedakan oleh iman dan takwanya. Kualitas manusia hanya dilihat pada sejauh mana mereka mampu memaksimalkan potensi yang ada pada mereka sendiri. Hal ini lah yang tak pernah kita sadari.

Glenn Van Ekeren pernah menulis, "Semua orang diciptakan dengan kemampuan yang sama untuk menjadi lain daripada yang lain. Walaupun kita tidak diciptakan sama, masing-masing mempunyai kemampuan yang menonjol dibindang tertentu dalam kehidupan kita. Salah satu unsur dasar sukses adalah ahli di bidang Anda."

Betul semua manusia mempunyai potensinya masin-masing; apakah menjadi seorang pengusaha, penulis, aktor/aktris, pemain drama, sastraan, dan sebagainya. Semua potensi ini mempunyai nilai dan mutunya tersendiri, tidak bisa dibeda-bedakan satu sama lain. Kita tidak bisa menilai seorang pengusaha itu lebih baik dibandingkan pemain drama atau sebaliknya. Semua punya tempatnya masing-masing, sejauh mana kita bisa memaksimalkannya.

Hanya saja, banyak diantara kita yang tidak pernah menyadari potensi diri kita sendiri. Kebanyakan diantara kita hanya mengetahuui potensi dari keluarga -padahal belum tentu itulah potensi yang sebenarnya. Misalnya, ayah kita seorang tukang becak, maka kita juga mengatakan kalau potensi kita juga menjadi seorang tukang becak-, bukan berarti profesi tukang becak merupakan pekerjaan yang hina. Hanya saja, kita tidak pernah mau menggali lebih jauh, bahwa ada potensi yang lebih besar lagi dalam diri kita selain sebagai tukang becak, yang tak pernah kita sadari.

Oleh karena itu, "Identifikasikanlah apa yang menghambat Anda menjadi hebat. Lalu berupayalah mengubah kelemahan Anda menjadi kekuatan," ujar Terry Bradshaw. Maksudnya, janganlah pikiran kita sampai terjebak dengan apa yang sudah ada. Ayah kita seorang kuli, maka kita juga akan menjadi kuli -sekali lagi, bukan berarti profesi kuli adalah sesuatu yang hina. Baiknya, ayah kita seorang kuli, maka kelak anaknya harus bisa menjadi seorang yang lebih terhormat- dilihat dari sudut profesionalitas kerja, seperti menjadi penulis, pemain drama dan sebagainya.

Tetapi harus diakui, menemukan potensi diri dan kemudian menggalinya menjadi lebih maksimal sangatlah tidak mudah. Sebab, kita hidup di dunia ini lebih banyak santainya daripada seriusnya, lebih banyak malasnya daripada rajinnya, lebih banyak godaannya daripada mujurnya dan sebagainya.

Hanya saja, seperti pesan Rhoma Irama dalam salah satu syair lagu dangdutnya, "Banyak jalan menuju roma". Artinya, banyak jalan agar potensi kita bisa tergali secara baik. Dengan syarat, potensi itu diiringi dengan sikap disiplin yang baik dari kita.

Menurut Jackson Brown, "Talenta (potensi -red) tanpa disiplin adalah seperti seekor gurita main sepatu roda. Banyak gerakan, tetapi Anda tidak pernah tahu apakah maju, mundur atau kesamping."

Ibarat kata, antara potensi dan disiplin itu seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Sebab, disiplin adalah kunci sukses hidup. Tanpa disiplin, berapa pun besarnya potensi kita, semua akan sia-sia. Tanpa disiplin pula, orang besar bisa jatuh ke kubang kehancuran -dan akhirnya menjadi orang kecil dalam sekejap mata. Hidup disiplin adalah kita telah mengerti fungsi waktu: kapan saatnya bermain, bekerja, beribadah, dan beristirahat.

Mungkin kita sudah akrab dengan sosok Michael Jordan, bintang bola basket; Garth Brooks, bintang musik country; Mark McGwire, raja pencetak baseball; atau Tom Clancy, penulis novel paling laris. Bagaimana mereka bisa menjadi bintang? Mungkin Anda sepakat, karena mereka bisa menemuka potensi yang mereka miliki. Meraka telah komitmen pada profesionalitas kerja. Mereka telah menemuka potensi mereka pada olah raga, menulis dan musik.

"Kalau seseorang memiliki talenta dan tidak menggunakannya, ia gagal. Kalau ia memiliki talenta dan menggunakannya hanya separunya saja, ia separuh gagal. Kalau ia mempunyai talenta dan belajar menggunakan keseluruhannya, ia sukses dengan penuh kemuliaan dan meraih kepuasan serta kemenangan yang tidak banyak dikenal orang," pesan Thomas Wolfe.

Apakah kita bisa menggali potensi itu kemudian menggunakannya? Muakah kita hidup miskin? Inginkah kita sukses? Katakanlah "Kita Bisa". Hindari kita dari hidup miskin, dan katakan kita juga ingin kaya -dalam arti bermanfaat buat orang lain dan tidak menapikan kaya hati. Caranya, komitmen dan hidup disiplin. Semoga Anda bisa melakukannya. Amin.

0 comments:

Post a Comment

Back to Top